Skip to main content

DEPOK – Menarik minat siswa untuk meneliti bukanlah perkara mudah. Namun hal itu tidak berlaku bagi dua siswa SD Islam Terpadu (SDIT) Nurul Fikri yang bernama Muhammad Alif Fadhlurrahman dan Ahmad Faza Sadidan. Keduanya membuat riset keran air otomatis dalam kegiatan Research Expo 2018 yang digelar di halaman sekolah, beberapa waktu lalu.

Ide membuat riset keran air otomatis berawal dari salah satu wabah penyakit yang pernah merambah ke SDIT Nurul Fikri, yaitu gondongan.

“Itu kan penyakit menular bisa lewat mana saja. Salah satunya keran air. Jadi kami inisiatif untuk membuat benda ini, agar teman-teman nggak perlu lagi pegang keran, cukup sentuh sensor saja,” kata Muhammad Alif dan Ahmad Faza kepada Radar Depok.

Proses pembuatan keran otomatis tersebut memerlukan waktu kurang dari satu bulan dengan dibantu salah satu orang tua dari mereka.

“Setiap minggu kami selalu ketemu, dari menyiapkan peralatan sampai pembuatannya dibantu ayah,” kata Muhammad Alif.

Kedua anak kelas VI tersebut mengungkapkan, riset yang mereka buat menggunakan barang-barang tidak digunakan di rumah, seperti kubus untuk wadah airnya.

“Kabelnya juga kami pakai dari kabel remot yang sudah rusak, dibongkar, terus disambungin. Pakai gagang pulpen dan peralon bekas juga. Semuanya praktis,” ungkap mereka.

Karena sebagian besar alat-alatnya berasal dari barang bekas, total keseluruhan pembuatan riset tersebut tidak mencapai Rp100 ribu. “Yang beli hanya pompa air, kipas, dan sensor, itu bisa dibeli lewat online dengan harga murah,” katanya.

Riset keran air otomatis tersebut merupakan riset ketiga sekaligus terakhir untuk dua anak laki-laki ini. Karena mereka sudah duduk di bangku kelas VI dan akan lulus dari SDIT Nurul Fikri. Salah satu dari mereka akan mengembangkan riset tersebut.

“Saya masih penasaran dengan riset ini dan mau lihat lebih jauh penggunaannya bisa sejauh mana. Kayaknya di SMP mau dilanjutin biar jadi ilmuan,” ujar Alif.

Research Expo merupakan kegiatan rutin tahunan SIT Nurul Fikri. Di mana, seluruh siswa dari kelas I hingga VI menampilkan hasil riset yang sudah dikerjakan sejak enam bulan.

“Seluruh siswa boleh perorangan dan berkelompok. Mereka membuat riset bertemakan bebas sesuai kapasitas dan kemampuan mereka. Setelah itu ditampilkan hasilnya dibuat dalam bentuk pameran,” kata Ketua Pelaksana Research Expo 2018, Astrid Perwitasari. (cr3)

Sumber: http://radardepok.com/2018/04/buat-kran-air-otomatis-butuh-waktu-kurang-dari-sebulan/

Leave a Reply